|
30 Days Journal Season 3 | instagram @awi_official |
Halo semua.
Apa kabarnya?
Sudah lama saya tidak menulis. Hampir setahun lamanya.
Oh iya, di bulan Juni ini saya mengikuti tantangan 30 hari menulis di instagram. Minimal tiap tulisannya adalah 200 kata.
Dan berikut ini saya sajikan tulisan saya di sepuluh hari pertama.
1. Day 1
____________
1 Juni 2020. Saya kira sama halnya dengan tanggal lainnya. Nyatanya tidak. Iya, udah terbiasa libur di rumah. Alias kerja dari rumah. WFH katanya.
Tepat pada hari ini di tahun 1945, terjadi peristiwa bersejarah bagi bangsa dan negara Indonesia. Peristiwa lahirnya Pancasila.
Apa itu Pancasila?
Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta dari India, adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta.
Kata “Pancasila” yang dimaksudkan adalah adalah istilah “Panca Syilla” dengan vokal i pendek yang memilki makna leksikal “berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”. Adapun istilah “Panca Syiila” dengan huruf Dewanagari i bermakna 5 aturan tingkah laku yang penting.
Selain itu masih ada lagi pengertian Pancasila secara historis dan terminologis.
Oke. Kembali ke makna Pancasila itu sendiri di kehidupan bangsa Indonesia saat ini. Menurut pandangan saya, ada banyak hal yang sepertinya tidak lagi sesuai dengan nilai-nilai dasar yang dimiliki oleh Pancasila. Terutama, banyak kepentingan pribadi atau kelompok yang diutamakan dibandingkan kepentingan masyarakat atau orang banyak.
Terutama di masa pandemi saat ini. Kelihatan sekali banyak aturan yang tak sesuai dan membuat bingung kita, sebagai warga negara.
Lalu, apa solusinya?
Iya itu tadi, dimulai dari diri kita sendiri. Utamanya, ada di tangan pemerintah, untuk segera mengubah kebijakan yang pro-rakyat dan untuk kepentingan khalayak ramai, bukan lagi kepentingan orang per orang.
2. Day 2
_________
Selamat Datang Juni
Juni. Datang tepat waktu. Sesuai dengan perkiraanku. Tanpa perlu kucari, ia datang menghampiri. Membawa kabar baik yang kunanti.
Kabar itu adalah berita baik yang selalu ada di daftar pertama keinginanku. Iya. Daftar mimpi dan harapanku. Kini ia tiba tanpa aba-aba. Tak terduga seperti tak biasa. Jadi, ini sesuatu yang luar biasa. Beda dengan yang telah lalu selama ini.
Mau tahu, apa itu? Sepertinya tak perlu ya. Hehe. Cukup lihat aku dan lihat wajah bahagiaku. Itu sepertinya lebih dari cukup, tuk memberitahu dunia bahwa aku baik-baik saja.
Saat ini, aku baik, kemarin aku tidak merasa baik. Bahkan tertekan sekali. Terutama dari Januari hingga Maret. Ada beban yang terlalu berat. Mengganjal hatiku dan menggantung di bahuku. Ingin kulepas, tapi tak mampu. Karena aku berada di situasi serba salah. Ke sini salah, ke situ salah. Jadi aku hanya bisa pasrah.
Sekarang aku bebas dan terlepas. Dari harapan yang tak pasti. Dan paksaan yang seperti menghantui. Selalu begitu setiap hari. Sampai aku abai dengan tugas-tugas yang menumpuk di atas meja. Yang kuselesaikan saat pandemi ini datang. Seperti pertolongan yang datang saat aku ingin mengakhiri.
Akhir kata. Kuucapkan padamu wahai Juni. Terima kasih sudah memberitahu. Tentang penantianku yang tak sia-sia. Harapanku yang terbayar karena aku sabar. Dan tetap berikhtiar. Terima kasih ya. Terima kasih.
3. Day 3
_______
UAS Daring
UAS, Ulangan Akhir Semester. Atau yang disebut PAT, Penilaian Akhir Tahun. Akhir tahun ajaran
2019/2020.
Di tahun ini dilaksanakan secara online atau nama kerennya, daring (dalam jaringan). Benar-benar pengalaman pertama untuk dunia pendidikan. Ya, sejak pertengahan Maret hingga bulan ini pembelajaran dilaksanakan secara daring. Guru mengajar dari rumah, murid belajar dari rumah.
Bagi guru, siswa dan orang tua tentu belum terbiasa. Terutama dalam penggunaan alat komunikasi seperti smartphone. Kita belum paham tentang tata cara belajar di rumah aja itu seperti apa? Tentu saja belum. Karena itu tadi tenaga pendidik belum diberi pelatihan yang cukup mengenai belajar tanpa tatap muka atau jarak jauh. Siswa kaget dengan tugas yang menumpuk. Orang tua ikut sibuk mengawasi anaknya belajar.
Ada banyak hikmah akibat pandemi ini. Meskipun hanya belajar dari rumah. Tentu bagi kami para guru, kualitas atau nilai tidaklah jadi soal. Paling penting siswa mengerjakan dan mengumpulkan tugas saja, kami sudah senang. Orang tua berinisiatif untuk bertanya tentang tugas pada guru, daripada hanya menunggu. Jadi, semua pihak harus ikut menyukseskan dunia pendidikan saat ini.
Peran pemerintah, dalam hal ini Mendikbud (Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan) juga amat penting. Seperti siaran pendidikan di televisi, TVRI selama satu bulan di bulan April lalu. Cukup membantu siswa yang tak memiliki handphone. Selain itu juga menambah materi pelajaran selain yang diberikan oleh guru di sekolah. Utamanya, kebijakan Pak Menteri untuk tetap mengawasi dan berkomunikasi dengan kami, para guru. Dengan memberikan beberapa arahan tentang tata cara pembelajaran dari rumah ini.
Kita semua harus tetap berdoa agar keadaan seperti ini segera berakhir. Segera kembali normal. Bukan 'New Normal' ya. Sekolah kembali dibuka. Anak-anak kembali ceria. Orang tua kembali bekerja seperti biasa. Dan guru kembali mengajar di depan kelasnya.
4. Day 4
_______
Kopi atau Hati?
Saat kau datang mengetuk pintu. Mohon beri aku kepastian. Engkau ingin menetap atau hanya ingin singgah. Agar aku tak salah, menyuguhkan sepotong hati atau secangkir kopi.
Aku ingin memberikan hati ini, jika kau benar-benar ingin menetap di sini. Dan tak ingin pergi lagi. Aku berjanji kan berikan semua yang kumiliki. Tanpa terkecuali. Tuk membuat kau nyaman dan merasa bahagia setiap hari.
Tapi, jika kau hanya sekedar singgah saja. Aku hanya bisa menyediakan secangkir kopi ini. Kita berbincang dan bercanda secukupnya. Karena aku tahu, ini hanya sementara. Bukan tuk selamanya.
Apa kau tahu? Aku hanya ingin kau mau menghabiskan waktu bersamaku. Melupakan semua masa lalu. Dan menatap masa depan bersama selalu.
Lalu, apakah kau masih ragu? Aku tak tahu. Karena kau belum mengatakan bagaimana isi hatimu, seutuhnya padaku. Tanpa terkecuali.
Aku tak tahu. Kapan kau akan menyetujui? Aku inginnya saat ini. Sedangkan kau inginnya nanti-nanti.
Saat ini, aku hanya berusaha sedikit saja. Meyakinkan hatiku, juga hatimu. Agar kau tak lagi meragu, dan yakin padaku. Untuk melangkahkan kaki ini meraih mimpimu juga mimpiku.
Benar begitu? Itu inginku, lalu apakah engkau ingin?
Pada akhirnya, aku ingin bertanya sekali lagi. Engkau ingin menetap atau sekedar singgah? Agar aku tak salah, menyuguhkan sepotong hati atau secangkir kopi.
5. Day 5
_______
Aku, Hujan dan Rindu
Aku, hujan dan rindu. Hujan selalu mengganggu. Kerap kali melamunkanku. Menciptakan suatu bayangan semu. Tentang kamu. Yang sulit sekali untuk bertemu.
Aku, hujan dan rindu. Tetes airnya seirama detak jantungku. Jumlah titiknya sebanyak rindu itu. Hingga genangannya menyiratkan kenangan tentangmu. Tentang indahnya tatapan matamu.
Aku, hujan dan rindu. Mungkin derasnya seringkali mengingatkanku. Pada masa lalu. Masa yang menyakitkan kalbu. Tangisku begitu lepas di bawah hujan yang turun satu-satu. Tapi itu dulu. Sekarang tidaklah begitu.
Aku hanya menikmati. Titik demi titik yang turun di siang ini. Suara derasnya ibarat irama hati. Yang tengah rindu dan iri. Pada hujan yang bisa bertemu dengan bumi.
Bagiku, hujan itu rindu. Selalu menjadi candu. Tentang kamu. Yang jauh di mata, tapi dekat di kalbu. Dan harapku selalu tentang titik temu.
Hujan selalu membawa hawa dingin. Membuat hati selalu ingin. Walau tak bisa, tetap saja ingin. Diam saja tak mengubah rasa ingin. Jadi, lebih baik berusaha walau kamu tetap saja dingin.
Rindu. Aku selalu serba salah dibuatmu. Saat jauh, aku rindu. Ketika dekat, tak berani menatapmu. Hanya bisa terdiam dan termangu. Melewati tiap detik di hari-hariku.
Pada akhirnya. Aku hanya bisa berkata. Antara aku, hujan dan rindu. Selalu ada kamu. Di tiap titik temu. Yang selalu jadi inginku. Kuharap kamu juga begitu.
6. Day 6
______
Angkatan Pertama SMPN 36 Bandar Lampung
17 Juli 2017. Hari pertama masuk di SMPN 36 Bandar Lampung. Dan tiga hari sebelumnya saya sudah diterima di sini.
Hari itu adalah awal dibukanya sekolah. Salah satu dari tiga sekolah baru di Bandar Lampung. Untuk sementara menumpang di SMPN 24 Bandar Lampung, Sukarame.
Saat itu saya belum mengajar. Hanya bertugas sebagai staf TU, sekaligus perpustakaan.
Lalu bagaimana saya mengenal siswa? Mereka memanggil saya pak perpus tadinya. Setelah perkenalan, baru dipanggil pak Rian. Terkadang menggantikan guru yang berhalangan hadir, dengan memberikan mereka tugas. Kadang juga mengajar di depan kelas, jika itu pelajaran Matematika.
Saat mereka di kelas 7 saya hanya mengenal sebagian dari mereka. Tapi hapal nama, kenapa? Karena saya yang memanggil dan membagikan topi, dasi dan bet sekolah. Mulai mengajar pelajaran TIK atau Komputer di semester dua.
Ketika kelas 8, saya menjadi wali kelas 8G. Kelas yang terkenal nakal saat di kelas 7. Mulai mengajar Matematika juga. Jadi wali kelas itu sulit. Hampir tiap hari ada saja kelakuan mereka. Sudah dinasehati yang ini, yang lain yang bermasalah. Tapi seru, karena ada tantangan. Dan di akhir semester, kelas ini dibubarkan. Karena ruang kelasnya kurang.
Semester berikutnya, saya menjadi wali kelas 8E menggantikan guru lain yang sudah diterima CPNS. Kelasnya baik, tapi karena ada satu anak, kelasnya bermasalah. Beda lagi cara mendidik mereka. Sulit, tapi berhasil pada akhirnya.
Setelah mereka kelas 9, saya menjadi Pembina Pramuka. Untung, sudah kenal, jadi lebih mudah mengatur mereka. Kebetulan tim intinya, kelas 9 juga. Ada banyak suka duka saat latihan, perkemahan maupun perlombaan.
Dan semalam mereka diumumkan lulus dari sekolah. Luar biasa. Betapa terharunya suasana semalam di grup whatsapp. Ucapan syukur, terima kasih dan perpisahan begitu ramai.
Alhamdulillah. Selesai sudah tugasku dan kami para guru. Untuk mendidik mereka selama tiga tahun ini. Lulusan angkatan pertama SMPN 36 Bandar Lampung. Teruslah menuntut ilmu dan gapailah cita-citamu.
7. Day 7
______
Apa Itu New Normal?
Menurut artikel dan berita yang saya baca, New Normal adalah kehidupan normal yang baru. Jadi jika sebelum pandemi ini kita dalam keadaan normal, maka saat ini kita beraktivitas dengan normal dalam keadaan adanya pandemi Covid-19 ini.
Prinsipnya adalah penyesuaian atau pembiasaan pola hidup. Iya kita harus terbiasa dengan keadaan ini. Tapi harus tetap memberlakukan protokol kesehatan. Terbiasa beraktivitas, seperti: selalu mencuci tangan dengan baik, menjaga kebersihan badan, memakai masker, menjaga ketahanan atau imunitas tubuh, pola makan yang teratur dan istirahat yang cukup.
Hal ini dilakukan agar ekonomi di negara kita tetap berjalan. Masyarakat kembali bekerja agar kembali produktif. Pusat perbelanjaan seperti mall dan pasar kembali dibuka. Tempat wisata kembali beroperasi. Tempat ibadah kembali normal yang telah dimulai dari Shalat Jumat di masjid-masjid yang ada di Jakarta. Hanya satu yang belum bisa diterapkan yaitu pembukaan sekolah, karena anak-anak paling rentan terhadap virus ini.
Apa pendapat saya? Meskipun saya agak ragu aturan ini akan mengurangi jumlah penambahan kasus Covid-19, tapi saya tetap mendukung keputusan pemerintah. Pastinya, pemerintah tahu tata cara yang terbaik untuk menangani pandemi ini dan tentu saja sudah dilakukan pengkajian sebelumnya. Terlihat dari tatanan 'New Normal' yang dilakukan dalam beberapa tahap.
Sebagai warga negara yang baik tentu saja saya berharap keadaan ini segera menjadi normal kembali, bukan hanya 'New Normal'. Kita semua harus mendukung dan mengikuti arahan dari pemerintah, dengan tetap menjaga diri dan keluarga untuk tetap sehat. Pada akhirnya, saya berdoa dan berharap agar pandemi ini segera berakhir agar sekolah kembali dibuka dan saya bisa kembali mengajar.
8. Day 8
_______
Untuk Ibunda Tercinta
Barakallah fii umrik, Ibunda. Sebuah kata yang hanya bisa diucapkan oleh anakmu, yang belum bisa membanggakanmu.
Seperti biasa jika ada salah satu anggota keluarga yang berulang tahun, maka setiap malam selepas Magrib atau Isya selalu dilaksanakan do'a bersama. Sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Seperti malam ini, Ibu saya berulang tahun. Hanya do'a yang bisa kuungkapkan, sementara harapan terbesar beliau masih aku usahakan. Yah, semoga tahun ini bisa jadi kenyataan.
Bagi saya, Ibu adalah sosok cinta pertama seorang anak. Utamanya, saya sebagai anak pertama. Tentu kasih sayang beliau begitu berpengaruh dan membentuk kepribadian saya. Perhatian beliau selalu tak pernah berkurang, meski hari-hari terlewati, bulan-bulan dilalui, dan tahun-tahun berganti. Karena, seorang ibu adalah madrasah pertama bagi setiap anak-anaknya.
Sebagai seorang anak, saya sangat bersyukur bisa terlahir di keluarga sederhana ini. Bisa merasakan begitu susahnya kehidupan. Berpindah-pindah lokasi rumah. Meski sulit, kami selalu merasa bahagia. Karena keluarga adalah sesuatu yang begitu berharga. Sebagai tempat berkeluh kesah, tempat beristirahat, dan tempat menikmati hasil jerih payah setelah bekerja.
Terakhir, sekali lagi. Barakallah fii umrik Ibunda, semoga selalu sehat, diberi limpahan rahmat dan kasih sayang oleh-Nya. Dari aku, putramu yang sedang berusaha memenuhi keinginanmu.
Bandar Lampung, 8 Juni 2020
9. Day 9
_______
Pelajaran dari Covid-19
Hari ini saya membaca satu postingan, tentang beberapa pelajaran dari pandemi Covid-19 ini.
1. Hidup itu pendek
Kita tidak pernah tahu, tentang hari esok. Kita telah lihat di berita, baca di media sosial tentang jumlah korban pandemi ini. Banyak sekali, setiap hari selalu bertambah. Hal ini, menyadarkan kita bahwa hidup itu hanya sesaat dan akhirat itu untuk selamanya.
2. Pekerjaanmu bukanlah jaminanmu
Dampak pandemi ini, pemerintah melakukan PSBB. Dan imbasnya adalah kita bekerja dari rumah. Akibatnya banyak perusahaan yang kehilangan pendapatan dan merugi, hingga berujung pada PHK terhadap beberapa karyawan. Begitupun, para pedagang menengah ke bawah. Sebelum pandemi, penghasilannya kurang memadai dan saat ini justru semakin menurun. Jadi, kita tak selamanya bisa bergantung pada pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan yang cukup.
3. Kesehatan adalah kekayaan sejati
Pastinya, kita sudah paham tentang hal ini. Bahwa kesehatan adalah sesuatu yang sangat berharga. Jika kita sakit sedikit saja, batuk, pilek, sesak napas maka kita semua pasti khawatir. Iya gejala seperti itu adalah gejala awal virus ini, wajar kita semua merasa ketakutan. Oleh karenanya saat ini kita harus bisa menjaga imunitas kita agar terhindar dari penyakit.
4. Selalu miliki cadangan uang tunai
Penting untuk memiliki cadangan uang di dompet kita. Karena penghasilan yang terus menurun bahkan tidak ada sama sekali. Sangat diperlukan tabungan untuk menjalani kehidupan sehari-hari saat ini.
5. Tuhan adalah tempat bersandarmu
Beribadah adalah hal yang paling utama, agar kita selalu bersabar menghadapi situasi saat ini. Tetap yakin bahwa Allah SWT selalu menjaga hamba-Nya. Dan selalu percaya bahwa ini adalah kehendak-Nya serta ada banyak hikmah di dalamnya.
Satu lagi, keluarga adalah tempat kita menemukan ketenangan dan kebahagiaan. Selama ini kita sibuk bekerja dan seakan terlupa. Kini setiap hari adalah kesempatan kita untuk dekat dengan keluarga di rumah. Jadi tetaplah bersabar dan bersyukur ya, kawan-kawan.
10. Day 10
_______
Mau menulis tentang apa ya?
Hari ini aku tak ada ide untuk membuat sebuah tulisan. Biasanya ada aja yang tertuang dari pikiran. Tapi, tak semudah itu kawan. Butuh suasana santai dan juga tempat yang nyaman. Agar sebuah tulisan bisa disebut tulisan.
Tadi pagi sibuk dengan ulangan semester susulan. Ada beberapa siswa yang mengikuti dengan rasa tidak sabaran. Tak apa, itu artinya anak-anak antusias pada pelajaran. Mereka merasa tertinggal, karena yang lain sudah menyelesaikan.
Ternyata, bagiku cukup melelahkan. Iya, menunggu mereka selesai mengerjakan.
Siang harinya, aku sibuk dengan kelas satunya. Masih dengan pelajaran yang sama, yaitu Matematika. Berbeda metode soalnya. Anak-anak mengumpulkan foto jawaban lewat whatsapp sampai sore harinya. Sungguh begitu melelahkan, tak kuduga.
Dan sore harinya, tugas belum selesai. Aku sibuk dengan rekapan nilai. Kenapa? Iya karena nilai harus saya setorkan pada guru yang bersangkutan. Eh, kalimatnya tak berirama ya? Biarlah, ini kan bukan sebuah tulisan. Hingga senja datang, nilai telah kukirimkan. Dan tugasku akhirnya selesai.
Baiklah mungkin itu saja. Tentang hari ini yang penuh kesibukan. Sibuk menatap layar datar, berisi kiriman siswa yang penuh pertanyaan dan juga jawaban. Dan aku kelelahan.
Lelah itu wajar ya. Bersyukur saja jika masih ada yang bisa aku kerjakan. Berarti masih ada yang membutuhkan tenaga dan pikiran ini. Bahwa setiap hari adalah waktu untuk ku bersyukur. Terutama tentang kamu yang selalu menenangkanku setiap malam menjelang. Kamu? Iya kamu.
Dan itulah tulisan saya di 10 hari pertama.
Setelah ini akan saya jelaskan tulisan di 10 hari berikutnya.
Terima kasih sudah membaca tulisan ini ya 😄
Sarang laba - laba pun perlahan menghilang..
BalasHapusSemangat kakak 💪👊😎
Terima kasih adek. Haha. Tumben mampir disini. Pasti ga baca nih? Langsung komen aja.
Hapus