Inilah Profil Alam Ganjar, Anak Tunggal Ganjar Pranowo

Gambar
Alam Ganjar, Putra Tunggal Ganjar Pranowo / Instagram @alamganjar Muhammad Zinedine Alam Ganjar atau yang disapa Alam Ganjar merupakan putra tunggal dari pasangan Ganjar Pranowo dan Siti Atikoh. Dia lahir di Semarang, Jawa Tengah pada 14 Desember 2001. Pemuda yang saat ini berusia 22 tahun tersebut menghabiskan masa sekolahnya di Semarang dengan bersekolah di SMP 2 Semarang. Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya di SMA 3 Semarang pada tahun 2020. Seperti yang kita ketahui, Ganjar Pranowo secara resmi diumumkan sebagai Bakal Calon Presiden (Bacapres) Republik Indonesia dalam Pemilihan Presiden yang akan berlangsung pada tahun 2024. Banyak sorotan publik yang mengarah ke Ganjar, termasuk ke anak tunggalnya, Alamm Ganjar. Akibatnya bermunculan berita tentang Alam Ganjar. Berikut ini beberapa fakta menarik tentang Alam Ganjar, yang belum banyak kita ketahui: 1. Hobi Olahraga dan Gaming Alam Ganjar memiliki banyak hobi, salah satunya bermain sepakbola dan futsal, yang momennya banyak ia

Coretan Tentang Covid-19



Hai teman-teman, 

Apa kabarnya, lama tak menyapa ya? 


Baik, saya ingin menyampaikan sedikit kisah tahun 2020 ini. Coretan yang saya tuliskan tentang Covid-19 selama tahun ini, di Instagram saya @novrian_haqiki23.


Selamat menikmati ya! 

_________

1

Mulai awal Juni ini, pemerintah menerapkan 'New Normal'⁣


Entah apalagi ini? ⁣

Dan saya cuma bisa mengikuti saja. ⁣

Katanya kembali bekerja, transportasi dibuka, pusat perbelanjaan juga dibuka. ⁣

Cuma sekolah yang belum. ⁣

Gak kebayang, gimana repotnya kami sebagai guru kalau sudah masuk lagi ini. ⁣

Mengajar sekaligus mengawasi anak-anak. Kan repot juga. Ada ratusan anak di Sekolah loh. ⁣

Ya sudah. ⁣

Kita sebagai masyarakat sih manut wae pak. Tapi, ingat keputusan kalian itu berpengaruh terhadap cepat atau tidak berakhirnya pandemi ini.

27 Mei 2020

________

2

Tatanan 'New Normal'


Itu adalah kata yang kulihat di layar kaca. Ujar mereka yang berkuasa. Entah itu keputusan yang tepat atau hanya seremonial saja. Seperti aturan-aturan sebelumnya. 

Diharapkan kita bisa berdamai. Dengan situasi pandemi seperti ini. Apakah itu baik di sisi kanan, atau buruk di sisi kiri? Masyarakat hanya bisa menjerit di dalam hati. 

Sebenarnya, aku tak mengerti istilah ini. Tak percaya akan adanya perubahan kondisi. Tapi, satu hal yang pasti. Aku harus bisa menjaga kesehatan keluarga dan juga diri sendiri. 

Di rumah aja, 

Hari ke-12345678910

29 Mei 2020

___________

3

UAS Daring


UAS, Ulangan Akhir Semester. Atau yang disebut PAT, Penilaian Akhir Tahun. Akhir tahun ajaran 2019/2020.

Di tahun ini dilaksanakan secara online atau nama kerennya, daring (dalam jaringan). Benar-benar pengalaman pertama untuk dunia pendidikan. Ya, sejak pertengahan Maret hingga bulan ini pembelajaran dilaksanakan secara daring. Guru mengajar dari rumah, murid belajar dari rumah. 

Bagi guru, siswa dan orang tua tentu belum terbiasa. Terutama dalam penggunaan alat komunikasi seperti smartphone. Kita belum paham tentang tata cara belajar di rumah aja itu seperti apa? Tentu saja belum. Karena itu tadi tenaga pendidik belum diberi pelatihan yang cukup mengenai belajar tanpa tatap muka atau jarak jauh. Siswa kaget dengan tugas yang menumpuk. Orang tua ikut sibuk mengawasi anaknya belajar. 

Ada banyak hikmah akibat pandemi ini. Meskipun hanya belajar dari rumah. Tentu bagi kami para guru, kualitas atau nilai tidaklah jadi soal. Paling penting siswa mengerjakan dan mengumpulkan tugas saja, kami sudah senang. Orang tua berinisiatif untuk bertanya tentang tugas pada guru, daripada hanya menunggu. Jadi, semua pihak harus ikut menyukseskan dunia pendidikan saat ini. 

Peran pemerintah, dalam hal ini Mendikbud (Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan) juga amat penting. Seperti siaran pendidikan di televisi, TVRI selama satu bulan di bulan April lalu. Cukup membantu siswa yang tak memiliki handphone. Selain itu juga menambah materi pelajaran selain yang diberikan oleh guru di sekolah. Utamanya, kebijakan Pak Menteri untuk tetap mengawasi dan berkomunikasi dengan kami, para guru. Dengan memberikan beberapa arahan tentang tata cara pembelajaran dari rumah ini. 

Kita semua harus tetap berdoa agar keadaan seperti ini segera berakhir. Segera kembali normal. Bukan 'New Normal' ya. Sekolah kembali dibuka. Anak-anak kembali ceria. Orang tua kembali bekerja seperti biasa. Dan guru kembali mengajar di depan kelasnya. 

3 Juni 2020

__________

4

Apa Itu New Normal? 


Menurut artikel dan berita yang saya baca, New Normal adalah kehidupan normal yang baru. Jadi jika sebelum pandemi ini kita dalam keadaan normal, maka saat ini kita beraktivitas dengan normal dalam keadaan adanya pandemi Covid-19 ini.

Prinsipnya adalah penyesuaian atau pembiasaan pola hidup. Iya kita harus terbiasa dengan keadaan ini. Tapi harus tetap memberlakukan protokol kesehatan. Terbiasa beraktivitas, seperti: selalu mencuci tangan dengan baik, menjaga kebersihan badan, memakai masker, menjaga ketahanan atau imunitas tubuh, pola makan yang teratur dan istirahat yang cukup. 

Hal ini dilakukan agar ekonomi di negara kita tetap berjalan. Masyarakat kembali bekerja agar kembali produktif. Pusat perbelanjaan seperti mall dan pasar kembali dibuka. Tempat wisata kembali beroperasi. Tempat ibadah kembali normal yang telah dimulai dari Shalat Jumat di masjid-masjid yang ada di Jakarta. Hanya satu yang belum bisa diterapkan yaitu pembukaan sekolah, karena anak-anak paling rentan terhadap virus ini. 

Apa pendapat saya? Meskipun saya agak ragu aturan ini akan mengurangi jumlah penambahan kasus Covid-19, tapi saya tetap mendukung keputusan pemerintah. Pastinya, pemerintah tahu tata cara yang terbaik untuk menangani pandemi ini dan tentu saja sudah dilakukan pengkajian sebelumnya. Terlihat dari tatanan 'New Normal' yang dilakukan dalam beberapa tahap. 

Sebagai warga negara yang baik tentu saja saya berharap keadaan ini segera menjadi normal kembali, bukan hanya 'New Normal'. Kita semua harus mendukung dan mengikuti arahan dari pemerintah, dengan tetap menjaga diri dan keluarga untuk tetap sehat. Pada akhirnya, saya berdoa dan berharap agar pandemi ini segera berakhir agar sekolah kembali dibuka dan saya bisa kembali mengajar. 

7 Juni 2020

_________

5

Pelajaran dari Covid-19


Hari ini saya membaca satu postingan, tentang beberapa pelajaran dari pandemi Covid-19 ini. 

1. Hidup itu pendek

Kita tidak pernah tahu, tentang hari esok. Kita telah lihat di berita, baca di media sosial tentang jumlah korban pandemi ini. Banyak sekali, setiap hari selalu bertambah. Hal ini, menyadarkan kita bahwa hidup itu hanya sesaat dan akhirat itu untuk selamanya. 

2. Pekerjaanmu bukanlah jaminanmu

Dampak pandemi ini, pemerintah melakukan PSBB. Dan imbasnya adalah kita bekerja dari rumah. Akibatnya banyak perusahaan yang kehilangan pendapatan dan merugi, hingga berujung pada PHK terhadap beberapa karyawan. Begitupun, para pedagang menengah ke bawah. Sebelum pandemi, penghasilannya kurang memadai dan saat ini justru semakin menurun. Jadi, kita tak selamanya bisa bergantung pada pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan yang cukup. 

3. Kesehatan adalah kekayaan sejati

Pastinya, kita sudah paham tentang hal ini. Bahwa kesehatan adalah sesuatu yang sangat berharga. Jika kita sakit sedikit saja, batuk, pilek, sesak napas maka kita semua pasti khawatir. Iya gejala seperti itu adalah gejala awal virus ini, wajar kita semua merasa ketakutan. Oleh karenanya saat ini kita harus bisa menjaga imunitas kita agar terhindar dari penyakit. 

4. Selalu miliki cadangan uang tunai

Penting untuk memiliki cadangan uang di dompet kita. Karena penghasilan yang terus menurun bahkan tidak ada sama sekali. Sangat diperlukan tabungan untuk menjalani kehidupan sehari-hari saat ini. 

5. Tuhan adalah tempat bersandarmu

Beribadah adalah hal yang paling utama, agar kita selalu bersabar menghadapi situasi saat ini. Tetap yakin bahwa Allah SWT selalu menjaga hamba-Nya. Dan selalu percaya bahwa ini adalah kehendak-Nya serta ada banyak hikmah di dalamnya. 

Satu lagi, keluarga adalah tempat kita menemukan ketenangan dan kebahagiaan. Selama ini kita sibuk bekerja dan seakan terlupa. Kini setiap hari adalah kesempatan kita untuk dekat dengan keluarga di rumah. Jadi tetaplah bersabar dan bersyukur ya, kawan-kawan.

9 Juni 2020

_________

6

Di Rumah Aja


Ini cerita saya selama karantina di rumah saja, yang sudah berlangsung hampir tiga bulan lamanya. 

Mulai dari tanggal 18 maret, ngajar dari rumah. Dua minggu awal, biasa aja belum merasa bosan, ya karena menurut jadwal setelah itu masuk sekolah lagi. Dan nyatanya lanjut sampai 29 mei, eh taunya diperpanjang lagi sampai Juli. Nah, sekarang info terbaru diperpanjang sampai 30 Agustus 2020.

Oke, saya mulai ceritanya. Dua minggu di akhir bulan Maret, masih biasa saja. Keluar masuk kamar, ruang tamu, dapur, kamar mandi, dan masih bisa keluar rumah juga. Jadwal mengajar dari rumah juga belum begitu sibuk. Masih bisalah menikmati masa libur di rumah. 

Masuk bulan April, jadi terbiasa di rumah aja. Mengajar pun sudah terjadwal seminggu dua kali. Tugas-tugas siswa pun memenuhi memori HP, setelah satu minggu harus segera dipindahkan ke PC atau laptop, agar kembali bisa mengajar lagi. Wajar, kalau belajar dari rumah ini, banyak kendala bagi kami para guru, siswa dan orang tua. Karena ini baru pertama kali terjadi dalam dunia pendidikan. Dan belum ada persiapan sama sekali. 

Memasuki bulan puasa, sempat merasa bosan. Semangat mengajar pun menurun. Untungnya pembelajaran di kelas 9 sudah selesai, jadi tugas mengajar hanya seminggu sekali. Alhamdulillah puasa lancar, justru lebih menikmati kebersamaan dengan keluarga. Sahur bareng, buka puasa bareng, tarawih berjamaah, sampai shalat Id berjamaah. Sungguh pengalaman yang berbeda dengan tahun sebelumnya. 

Saat lebaran, hanya bisa berkunjung ke beberapa rumah. Wajar sih, karena pandemi ini justru semakin meningkat, bukan malah menurun. Berkunjung tapi tak bersalaman dan memakai masker, kecuali keluarga atau orang yang sudah kenal secara akrab. 

Bulan Juni. Sibuk mengawasi ulangan semester secara online. Bahkan sampai ada ulangan susulan. Sekarang sibuk dengan rekapan nilai dan proses pembagian raport. Begitulah cerita saya selama karantina di rumah aja. Eh, ada yang tertinggal, karena keadaan ini saya juga bisa dekat dengan kamu. Kog bisa? Iya karena setiap minggu, ngajarnya bareng. Pokoknya begitulah.

12 Juni 2020

________

7

Aku Sedang Di mana? 


Aku sedang di mana? 

Katanya sih di suatu negeri. Saat pandemi seperti ini, rakyatnya sibuk di rumah sendiri. Sibuk memenuhi perut keluarga sendiri. Banyak pekerja, terpaksa berhenti. Dan akhirnya saat ini, mereka sudah tak peduli ada atau tidaknya pandemi. 

Aku sedang di mana? 

Ketika keadilan hukum tak sesuai sila Pancasila. Hanya sesuai kepentingan beberapa orang saja. Ketika mencuri dihukum beberapa tahun penjara. Sementara, menyiram air keras ke muka dianggap tak sengaja. Dan hanya dihukum satu tahun lamanya. 

Aku sedang di mana? 

Ketika seorang komika yang menyampaikan pendapatnya. Difitnah telah memakai narkoba. Ternyata, sulit bagi kita untuk bisa bebas bersuara. Sedikit kata, lalu dibungkam lagi oleh tuduhan yang tak disangka. Sungguh, demokrasi yang tak berkeadilan, sepertinya. 

Aku sedang di mana? 

Saat ini, akan memasuki tatanan 'new normal' katanya. Artinya, kita siap beraktifitas seperti biasa. Bedanya, tetap memperhatikan protokol kesehatan di mana saja. Karena, situasi pandemi ini masih meningkat di beberapa kota. 

Aku sedang di mana? Inginnya menikmati suasana seperti biasa. Tapi apa daya, bekerja pun hanya bisa di rumah saja. Penghasilan menurun pun, tak apa. Harus tetap bersyukur masih diberi kesehatan di setiap harinya. Dan tetap bersabar bahwa semua ini ada hikmahnya. 

Aku sedang berada di rumah saja. Di suatu kota, sebuah propinsi di selatan Pulau Sumatera. Tetap berusaha percaya dengan para pejabat negara. Bahwa mereka masih memikirkan masyarakatnya. Tentang ekonomi, kesehatan dan sandang pangan di setiap keluarga. Semoga dan semoga negaraku, kembali seperti sedia kala. Musibah ini segera berlalu, sehingga kita bisa menjalani hidup seperti biasanya. 

16 Juni 2020

________

8

Alhamdulillah tugas di semester ini selesai. Sabtu, 20 Juni 2020 telah dilaporkan ke semua orang tua siswa.

Sebagai seorang wali kelas, tentu hal ini sangat melegakan. Bersyukur telah menuntaskan kewajiban, meski ada tiga bulan membimbing anak-anak ini melalui online. Pembelajaran telah diselesaikan, dan orang tua pun sudah menerima laporan. Untuk ketiga kalinya aku sudah menyelesaikan tugas pembagian raport ini. 

Situasi pandemi ini, membuatku tak bisa menemui semua anak. Ada kerinduan sebenarnya, tapi apa mau dikata. Belajar sudah, pembagian raport sudah, saatnya menikmati liburan. Eh, benarkah? Iya benar, meski keadaan negeri masih diliputi kekhawatiran. Tetap harus menjalaninya dengan kesabaran. 

Sebenarnya tulisan ini, hanyalah bentuk kelegaan. Karena seperti merasakan kebebasan. Bebas karena berhasil menyelesaikan. Walau dipenuhi drama, seperti kecewa, amarah, susah, senang, sedih dan keharuan. Begitulah hidup, ada permulaan dan ada pengakhiran. Awal tahun ajaran di Juli 2019 dan berakhir di Juni 2020. Setahun begitu cepat terlewati. 

Terakhir, cuma bisa berkeluh kesah tentang kondisi negeri ini. Pandemi tak ada tanda-tanda berhenti. Malah semakin hari semakin menjadi. Khawatir? Tentu saja, apalagi tentang kondisi pendidikan saat ini. Pendaftaran siswa baru akan dimulai satu minggu lagi. Dan awal tahun ajaran baru, belum tentu dimulai seperti biasa lagi. Bisa masuk, atau bisa belajar di rumah saja hingga Januari. Sungguh kondisi yang membuatku harus sabar menjalani. 

Terakhir. Hanya bisa bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk menikmati hari-hari. Penuh kesabaran dan ketabahan di dalam hati. Semoga saja aku, kamu, kita, mereka dan kalian tetap semangat menjalani. Suasana negeri ini, sambil berharap kembali pulih seperti dulu lagi. 

21 Juni 2020

_________

9

Rapat Persiapan PPDB


Hari ini rapat di sekolah membahas tentang PPDB. Apa itu PPDB? Ya, Penerimaan Peserta Didik Baru. Nama lainnya penerimaan siswa baru. 

Walaupun sedikit ngaret jam mulainya. Namanya juga Indonesia kan? Kalau tidak begitu, ga seru. Eh, salah. Maksudnya tidak seperti itu. Tadi itu informasinya mendadak. Jadi, wajar kalau banyak yang datang terlambat. 

Sebenarnya sih, saya juga tadinya bukan panitia. Eh, nyatanya ditunjuk juga. Dapat infonya, satu hari menjelang rapat di hari Kamis lalu. Alhamdulillah. Lumayan buat kegiatan di saat libur.

Kembali ke PPDB. Dalam masa pandemi saat ini, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Di tahun ini, pendaftaran dilaksanakan dengan memperhatikan protokol kesehatan, seperti: memakai masker, jaga jarak dan mencuci tangan sebelum masuk ke dalam ruangan. Itu semua demi menjaga keselamatan dan kesehatan semua orang. Wajib dipatuhi dan dilakukan. 

PPDB akan dimulai Senin, 29 Juni 2020. Untuk jalur bina lingkungan (biling) dilaksanakan tanggal 29 Juni sampai 2 Juli 2020. Seperti tahun sebelumnya, tahun ini pun pendaftaran dilaksanakan secara online. Tapi tetap datang ke sekolah, karena ada berkas yang harus dikumpulkan. Ini berguna, jika ada yang tidak tahu cara daftar online maka bisa dibantu di sekolah. Untuk memudahkan pendaftaran. 

Sementara untuk jalur reguler akan dilaksanakan pada 6 sampai 8 Juli 2020. Cara pendaftarannya pun sama dengan jalur biling. 

Baiklah itu adalah sedikit info tentang PPDB tahun ini. Nanti juga akan saya ceritakan di hari Senin. 

27 Juni 2020

________

10

PPDB Hari Pertama


Penerimaan Peserta Didik Baru hari pertama. Senin, 29 Juni 2020. 

Baru saja tiba di sekolah setengah delapan, sudah banyak wali murid yang ingin mendaftar. Padahal pendaftaran dimulai pukul delapan.

Saat ini, berbeda dengan tahun sebelumnya PPDB dilaksanakan dengan aturan protokol kesehatan. Memakai masker, cek suhu tubuh, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Iya demi keselamatan semua orang yang hadir di sekolah. 

Hari ini saya bertugas di bagian pendaftaran. Pembagian formulir di Ruang Satu. Ya, ada dua ruangan yang dipakai untuk pendaftaran. Alhamdulillah ada enam belas formulir yang terpakai hari ini. Lumayan banyak untuk hari pertama. 

Ada banyak kendala di sana sini. Orang tua banyak kekurangan persyaratan. Ada yang lupa membawa materai, map, pas foto, foto keadaan rumah. Akibatnya seharusnya selesai jam dua belas. Selesai di jam tiga sore. Memang selain mengumpulkan formulir, pendaftaran dilakukan secara online. Kami sebagai panitia yang membantu prosesnya melalui operator. Proses ini lebih sulit dibanding tahun lalu. Selain karena ketidaktahuan wali murid juga karena aplikasi yang berbeda dengan tahun lalu.

Ya, semoga proses PPDB kali ini berjalan dengan lancar. Tanpa ada kendala yang tak bisa diselesaikan. Ada banyak pendaftar yang hadir di sekolah. Semuanya bisa diterima. 

Pada akhirnya, harapan saya semoga suasana kembali normal bukan hanya 'new normal'. Sekolah kembali dibuka dan kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan secara tatap muka bukan melalui virtual.

29 Juni 2020

_________

11

Kapan pandemi ini akan berakhir? 


Menurut para peneliti, sulit untuk menaruh prediksi karena Covid-19 adalah virus yang benar-benar baru dan dunia belum pernah menghadapi pandemi sebesar seperti saat ini. Penyebabnya adalah tingkat globalisasi dan konektivitas masyarakat internasional. 

Jika saya harus menjawab, maka saya akan bilang tidak tahu. Mengapa? Karena setiap hari akan selalu ada orang-orang yang sakit, bukan hanya akibat virus ini, tapi juga penyakit lainnya. Sama seperti hari-hari sebelumnya, bedanya ini virus baru dan menular dengan cepat. Sepertinya kita harus membiasakan diri untuk hidup sehat dan bersih. Bukankah itu yang harus kita lakukan? 

Jadi, tetaplah menjaga diri sendiri dan keluarga. Makan-makan yang sehat dan bergizi. Istirahat yang cukup. Menggunakan masker saat di luar rumah. 

Kalau saya, daripada pusing memikirkan kapan ini berakhir, lebih baik bersantai menikmati secangkir kopi di sudut kota. 

8 Juli 2020

_________


Dan itulah sedikit banyak coretan saya mengenai covid-19. Kisah keseharian saya di rumah dan di sekolah. 


Mohon maaf apabila terlalu panjang ya. 

Harap dimaklumi!  😅


Akhir kata, saya ucapkan terimakasih bagi yang telah membaca tulisan receh ini. 

Sampai jumpa di tulisan saya selanjutnya! 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

30 Hari Bercerita, Serunya Ngeblog di Instagram

Ayat- Ayat Cinta 2 : Fahri Mencari Sang Istri, Aisha

Sahrul Gunawan Melayani Pembelian Lampung Bona Cake

Tiket Film Arwah Bisa Ditukar Hadiah Loh

5 Fakta Festival Lalang Waya Lampung